Jujur tapi tidak terbuka vs Terbuka tapi tidak jujur?

Pertanyaan yang tidak kalah menjebak dari yang sebelumnya.

Sebelumnya saya pernah menanyakan hal ini kepada beberapa orang teman, termasuk juga di beberapa forum. Tapi kelihatannya banyak jawaban yang menurut saya tidak mengena, bahkan terkadang kontradiksi satu sama lain.

Ada yang mengatakan jujur tapi tidak terbuka itu jauh lebih baik, ketimbang sebaliknya. Alasannya karena kejujuran itu jauh diatas segalanya, dan sangat penting. Ketidakterbukaan mungkin saja berguna untuk menyembunyikan hal pribadi yang tidak perlu diketahui orang. Purposenya bagus, tapi kurang memuaskan menurut saya.

Ada juga yang mengatakan terbuka tapi tidak jujur itu lebih baik. Alasannya dari keterbukaan kita tahu orang itu jujur atau tidak. Masih tidak mengena.

Akhirnya saya mencoba – coba berpikir lagi, pertanyaan yang saya lontarkan itu sebenarnya mengandung arti. Mana yang lebih baik menjadi orang yang jujur atau terbuka? Sepertinya itu maksudnya.

Jujur dan terbuka itu sebenarnya satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Kalau cuma jujur saja atau terbuka saja kedengarannya aneh. Dari beberapa jawaban tadi sebenarnya saya bisa mengimplementasikan sesuatu yang penting, yaitu:

1. Kejujuran tanpa keterbukaan itu = PINCANG. Bagaimana mungkin orang bisa tahu kalau kita orangnya jujur jika kita tidak terbuka?
2. Keterbukaan tanpa kejujuran itu = BODOH. Orang yang membuka ketidakjujuran dalam dirinya sama saja menghancurkan dirinya sendiri.

Namun kedua hal di atas cuma sebatas teori.

Kemudian suatu hari saya menemukan suatu artikel tentang kebohongan. Di situ kebohongan ada beberapa jenis:

1. Kebohongan dengan niat yang baik: tujuannya menghindari keributan, menghindarkan masalah, ambil jalan kompromi. Biasanya pemikiran kita, ah, ini kan hanya begini saja.

2. Kebohongan yang tidak kita sadari: Biasanya hanya merasa menutupi, dan tidak merasa membohongi, tujuannya sama, biasanya mencegah keributan dan persoalan.

3. Kebohongan yang terstruktur : kebohongan yang memang direncanakan karena ada perbedaan – perbedaan yang tidak terselesaikan

4. Kebohongan yg jahat : kebohongan yang memang sudah di lakukan dengan niat dan perbuatan yg jahat.

Dan alasan mengapa kebohongan itu ada:

1. Cari jalan yang mudah.
2. Merasa jalan yang paling cepat dan tidak ribet.
3. Karena tidak menghargai sesama.
4. Karena tidak berpikir panjang.
5. Karena terbiasa
6. Karena tidak takut Tuhan.
7. Karena terlalu menggampangkan masalah.
8. Karena menganggap biasa dan normal
9. Karena takut akan resiko kejujuran.

Dan bisa saya simpulkan bahwa antara keduanya TIDAK ADA YANG BAIK.
Mengapa bisa saya katakan begitu?

1. Orang yang jujur tapi tidak terbuka cenderung melakukan kebohongan yang tidak ia sadari, dan demi untuk cari aman dia tidak mengatakannya kepada orang lain.
2. Orang yang terbuka tapi tidak jujur hanya memperlihatkan kebohongan pada dirinya saja. Namun sisi positifnya seseorang yang demikian mau mengakui bahwa ia berbohong.

Jujur dan Terbuka adalah SATU KESATUAN, sama seperti Iman dan Perbuatan. Jika iman tanpa perbuatan adalah mati, maka jujur tanpa keterbukaan adalah sia – sia.

Jadi belajarlah untuk jujur dan terbuka kepada orang lain, sesulit apapun itu. Karena dengan demikian kita akan dihargai oleh orang lain dan kita akan menjadi berkat bagi orang lain. Bukankah Tuhan yang menginginkan kita menjadi garam dan terang dunia? That’s simply guys, so try it!

God bless us all…