Jangan Lupa (Berbagi) Bahagia?

Kenapa caption di atas saya kasih tanda tanya? Ini bermula dari pengamatan pribadi mengenai beberapa orang di media sosial ataupun teman-teman penulis sendiri.

Mengenai kata ‘bahagia’, apa itu bahagia? Banyak definisinya. Ada yang mengatakan bahwa bahagia itu sederhana. Ada yang mengatakan bahwa bahagia itu adalah ketika kita berkumpul bersama orang-orang yang kita sayangi. Ada yang mengatakan bahwa bahagia itu adalah ketika kita telah mencapai sesuatu yang besar dalam hidup kita, misalkan lulus sekolah, kuliah, dapat promosi pekerjaan, wisuda, dsb.

Tetapi yang lebih sederhana daripada itu adalah Bahagia yang memberi, dan tidak merugikan orang lain.

Kenapa Bahagia yang tidak merugikan orang lain? Karena banyak orang yang berbahagia yang mengekspresikan kebahagiaan itu tetapi dia tidak peduli dengan situasi di sekitarnya, entah itu menguntungkan atau merugikan orang lain, dia tidak peduli. Bahasa simplenya ‘Senang di atas penderitaan orang lain’.

Kita bisa lihat di media sosial banyak orang yang mengekspresikan kebahagiaannya melalui foto-foto, video ataupun status, tetapi kita tidak tahu dibalik itu semua pasti ada saja malah yang merugikan orang lain atau lingkungan sekitar. Kadang orang yang dirugikan bisa saja sabar, tetapi bagaimana dengan mereka yang bukan orang yang penyabar? Rapor merah ujung-ujungnya buat kita.

Lalu bahagia yang memberi itu seperti apa? Ketika kita berbahagia tapi tetap peduli dengan keadaan di sekitar kita. Ketika kita mau berbagi kebahagiaan kepada orang lain. Kita tidak hanya berbahagia sendiri tetapi juga berbahagia bersama orang lain. Jadi tidak ada yang merasa dirugikan.

Alangkah indahnya dunia ini ketika ada orang yang mau berbagi kebahagiaan dan semua orang di sekitarnya turut berbahagia.

Tidak peduli itu teman ataupun musuh/rival kita, alangkah indahnya dunia ini jika mereka berbahagia juga karena kita.

Memang terkadang kita masih belum bisa membahagiakan semua orang, tapi jangan sampai karena hal demikian kita jadi berhenti berbagi kebahagiaan kepada mereka. Kita pantas untuk bahagia, begitu juga mereka. Jangan sampai kebahagiaan kita menjadi batu sandungan buat orang lain.

Sudahkah anda berbagi kebahagiaan anda hari ini? Jangan lupa berbagi kebahagiaan.

Arti Petualang itu…?

Apa arti petualang menurutku? Apa arti dari berpetualang sebenarnya?

Kita semua adalah petualang kehidupan, bukan? Hanya saja terkadang kita senang berada di dalam zona yang menurut kita aman. Secara tidak langsung kita membatasi diri kita dari pengetahuan di luaran sana.

Petualang itu bebas dan mereka adalah orang-orang yang berani menaklukkan batasan di dalam diri mereka. Pengetahuan yang mereka dapat tentang kehidupan terkadang lebih banyak ketimbang mereka yang betah di zona yang katanya aman itu.

Memang tidak semua pengetahuan itu baik, karena itu kita harus ingat bahwa dasar dari segala pengetahuan itu adalah kedekatan dengan Sang Pencipta. (Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan).

Menjadi petualang kadang tidak berarti harus liburan, walaupun sebagian besar orang ketika liburan mereka berpetualang. Petualang itu mereka yang belajar dari kehidupan sekitarnya, melihat sesuatu hal itu apakah baik dan bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya ataupun tidak.

Kalau ditanya kapan saya memutuskan diri menjadi petualang, jawabnya mungkin sejak saya berada di dunia ini dan mulai mengenal lingkungan sekitar, rasa penasaran untuk menjelajah selalu ada, tujuannya hanya satu, mengumpulkan pengetahuan dan mempelajarinya. Menjadi traveler, itu lain lagi ceritanya.

Yeah, I’m just a knowledges collector, and I learned from it.

Saya merasa miris, kadang-kadang, melihat mereka yang katanya petualang, traveler, tetapi ternyata tidak menunjukkan etika sebagai traveler yang baik. Mereka yang katanya berpetualang tetapi tujuannya hanya untuk kesenangan, akan berbeda dengan mereka yang berpetualang untuk mengumpulkan pengetahuan, belajar dari pengetahuan itu, dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Saya menjadi traveler (bedakan dengan petualang), sebenarnya bermula dari rasa muak. Pertama, muak terhadap orang-orang yang bisa menjelajah, dan menikmati alam/tempat wisata dengan biaya yang sebenarnya tidak murah, tapi mereka bisa dengan mudah menikmatinya, Kedua, muak terhadap keadaan yang stuck dan keinginan untuk refreshing yang lagi-lagi terhalangi oleh keterbatasan biaya dan waktu.

Keinginan itupun perlahan berubah seiring waktu, ketika saya memahami bahwa menjelajah tidak sesimple datang, foto-foto eksis dan hangout. Saya mulai bersyukur ketika saya mengenal konsep trip minimalis (Backpacking, Hitch-hiking, Share-cost dsb) melihat banyak orang yang sebenarnya bisa trip tetapi harus merogoh kocek mahal hanya untuk bermewah-mewah tapi pada akhirnya tidak menemukan esensi dari sebuah penjelajahan, petualangan. Hanya satu kata yang bisa saya dapat ketika mereka kembali dari liburan mereka: Tepar, Teler, Ngantuk, Busau (Mabok).

Sejak saat itu saya mulai berpikir, dan saya menyadari selama ini penjelajahan saya tidak sia-sia. Walaupun sebagian besar dilakukan secara solo (sendirian), saya merasakan suasana yang berbeda, pikiran jauh lebih tenang, lebih damai, lebih bebas. Dan yang lebih enak, kita tidak perlu cemas dengan jadwal-jadwal perjalanan berikutnya karena semuanya yang kita atur sendiri. Dan yang lebih seru lagi, kita bisa lebih mengenal wilayah yang ada disekitaran kita tanpa harus jauh-jauh ke tempat lain. Saya selalu memulai trip dari yang ringan (terdekat) hingga yang berat (terjauh), tetapi itu tergantung rute yang ditempuh.

Apapun itu yang saya dapat dari penjelajahan saya, mengenai arti Petualang dan Traveler sebenarnya, Petualang itu sejatinya tidak mencari kesenangan, terkadang Petualang (seperti saya) justru berpetualang untuk mencari suasana baru, bahkan menjauh dari hiruk pikuk kota dan kejamnya dunia yang dirancang manusia (hehe). Lebih tepatnya, saya ingin menemukan kembali ciptaan Tuhan itu, dunia yang sebenarnya, yaitu Alam.

Orang yang berpetualang untuk mencari makna kehidupan akan berbeda dengan orang yang berpetualang untuk kesenangan dirinya sendiri.

Tetaplah menjadi petualang kehidupan, walaupun mungkin masih berada di zona aman, tetap mencoba untuk melampaui batasan itu… Sekalipun menurut kita itu mustahil. Banyak hal yang kita dapat ketika berpetualang. Hal yang hanya kita lihat di layar komputer atau televisi tidak akan menunjukkan realita yang sebenarnya di lapangan.

Go explore the world! Ingat, nenek moyang kita juga petualang 🙂