Masih adakah Tuhan Yesus di hati anda?

Pertanyaan yang menurut saya simpel tapi menjebak. Kata – katanya memang sederhana tetapi cakupannya luas dan tidak bisa diimplementasi melalui logika.

Pertanyaan ini tidak hanya tertuju ke pihak tertentu saja, tetapi ke semua orang termasuk saya pribadi. Pertanyaan ini juga melintas sendiri di pikiran, karena kebetulan belakangan ini banyak sekali pergumulan menimpa saya, kompleks… Mulai dari masalah keluarga, kuliah, hingga pertemanan…

Masih adalah Tuhan Yesus di hati anda? Sebenarnya bisa juga dipersempit maknanya menjadi Apakah Karakter anda masih seperti Tuhan Yesus? atau Apakah Tuhan Yesus masih tinggal di hati anda? Banyak sekali implementasinya jika maknanya dipersempit.

Pada intinya semua hal ini menyangkut perilaku kita. Baik itu perilaku yang berkenan kepada Tuhan ataupun perilaku yang tidak berkenan kepada Tuhan. Kalau kita benar – benar meneladani sifat Yesus dan mengaplikasikannya di dalam kehidupan kita, jawaban untuk pertanyaan di atas adalah MASIH ADA.

Tetapi perhatikan! Kata disini merujuk kepada Masih, artinya sebelumnya mungkin kita sudah terima Tuhan Yesus di hati kita. Permasalahannya adalah masihkah Tuhan Yesus itu bersemayam di hati kita? Kita lihat sekarang ini banyak sekali orang – orang yang mengaku telah menerima Yesus tapi mereka tidak sama sekali meneladani sikap dan cara berpikir seperti Dia. Kita tidak tahu apakah Tuhan Yesus masih ada di hati mereka atau sudah digantikan dengan hal – hal lain yang menurut mereka lebih penting?

Menerima Tuhan Yesus di hati kita bukan hanya merujuk kepada taat ataupun bertobat dari kesalahan saja, melainkan mau berubah menjadi karakter yang menyerupai Kristus. Saat ini kita sudah berada di saat – saat terakhir, yaitu Akhir Zaman. Kita tidak akan tahu kapan itu terjadi, tetapi tanda – tandanya sudah semakin dekat. Orang – orang akan berubah menjadi egois, mereka akan lebih mencintai dunia, dan lebih banyak mengerjakan hal yang membawa kesia – siaan bagi hidupnya. Sebelum kita mengoreksi orang lain, ada baiknya kita koreksi diri kita sendiri terlebih dahulu. Tanyakan pada diri anda, apakah Tuhan Yesus masih ada di hati anda?

Me and my life…

IMG_0211

Seorang sagitarius, terlahir tanggal 6 Desember 1992…

Saya sebenarnya bukan orang baik, juga bukan orang jahat. Kalau bisa dibilang biasa – biasa saja. Keluarga saya pun demikian. Walaupun mungkin terlihat dari luar berpenghasilan menengah ke atas, tapi dari segi finansial tidaklah demikian. Kalau bisa dikatakan suram, ya suram… Saat ini Puji Tuhan berstatus mahasiswa Informatika (gak usah diekspos terlalu jauh), mungkin karena panggilan Tuhan yang memang menginginkan demikian. Sempat diminta kalau tidak masuk jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, ya Pendidikan Bahasa Indonesia. Puji Tuhan, ternyata saya ditempatkan di lokomotif yang tepat.

SD, SMP, dan SMA di kampung. Sebenarnya bukan kampung2 amat karena berdekatan dengan ibukota Kabupaten. Tahun 2010 hijrah dan mesti stay walaupun bukan di rumah atau kos sendiri. Patut disyukuri karena mungkin di sinilah tempat teraman buat saya, entah kalau di luaran sana…

Masalah keluarga, fine2 sajalah untuk saat ini, walaupun terkadang bisa saja muncul masalah yang aneh – aneh. Tentang kehidupan pribadi, saya sudah kenal Tuhan dan berkali – kali diubahkan olehNya, sejak SMA di angkat Sidi (Pertobatan pertama), hingga sekarang, mungkin bisa dibilang aku mengalami banyak pengalaman yang wow, dari yang terkesan biasa menjadi luar biasa, tak jarang banyak sekali problematika yang sering mengganggu pikiran bahkan mungkin menguji keimanan saya… Tapi setidaknya saya masih bisa bertahan karena Kuasa Tuhan jauh melampaui permasalahan saya, dan seringkali diselamatkan dan diubahkan berkali – kali (Ingat patokan pertobatan bukan hanya pertama kali, tetapi berkali – kali).

Tentang hubungan dengan teman – teman, saya tergolong bukan teman yang suka pilih – pilih. Itulah yang menyebabkan saya lebih simpel mengenal mereka, seperti bagaimana karakter mereka… Tapi walaupun demikian kadang saya merasa seperti tidak punya teman, masalahnya orang – orang yang memahami dan mengerti saya seperti saudara sendiri itu sangatlah sedikit, sedikit mungkin yang saya percayai. Tapi aku bersyukur belakangan setelah banyak join dengan organisasi dan persekutuan rohani teman – teman yang menaruh simpati padaku cukup banyak.

Tentang asmara? Saya cuma bisa kasih jawaban satu: SURAM.
Kenapa dibilang suram? Untuk urusan seperti ini saya tidak seberuntung orang – orang lain, mungkin karena keterbatasan fisik atau mungkin tidak ada yang mau tahu atau saya yang memang kuper. Sebenarnya dibilang kuper nggak juga, tapi terkadang saya memberi limitasi. Teman – teman cewek juga tidak begitu banyak yang akrab. Masalah hubungan semacam pacaran dan sejenisnya saya akui saya tidak pernah mengalami hal tersebut. Mungkin banyak orang berpikir ah… gak laku, ah… orangnya kaya gitu. Tapi aku terkadang masa bodoh saja, walaupun terkadang ada hasrat untuk menjalin hubungan seperti itu, namun perlu ditegaskan mungkin purposenya bagus tapi kadang aku menolak hasrat itu karena basicnya bukan dari kehendak Tuhan… Sebenarnya hanya masalah waktu saja, seperti apa yang tercantum di kitab Pengkhotbah: Untuk segala sesuatu ada masanya. Aku percaya saat ini Tuhan sedang pakai hidup saya untuk fokus pada kebenaranNya dan tidak membuat saya terlalu dalam jatuh ke dalam hal – hal fana yang sia – sia…

Semakin dewasa kita, semakin banyak cobaan akan menghampiri kita. Jika kita tidak setia pada perkara kecil bagaimana kita setia pada perkara besar? Inilah cara yang akan Tuhan lakukan untuk terus membuat kita semakin kuat dan bertumbuh di dalam Dia.

Aku tidak akan mempermasalahkan suramnya hidupku seperti warna favoritku: Hitam. Kadang sebenarnya aku tidak suka memperlihatkan hal – hal seperti ini di kalangan orang banyak. Tapi biarlah dari kehidupanku ini semua orang bisa mengambil contoh. Ambillah yang positif, tinggalkan yang negatif!

Semoga blog ini memberkati kalian semua dan mungkin mengubahkan hidup kalian semua yang membacanya…

Tuhan menyertai kalian semua… God bless